SEJARAH DAN DEFINISI GERAKAN SOSIAL
B
|
erbicara tentang gerakan sosial ( Social Movement
) maka tidak dapat dipisahkan dari perkembangan kapitalisme dunia, karena
pada umumnya gerakan sosial lahir untuk merespon akan diskursus kapitalisme.
Dan walaupun gerakan sosial merupakan gejala yang baru dalam ilmu sosial, namum
gerakan sosial sudah ada sejak lama yaitu mulai abad 18, yaitu pada saat gereja
Methodis di Amerika dan Inggris menjadi sebuah bentuk gerakan sosial yang berbasis
Agama.
Di abad 19 terdapat gerakan sosial Internasional (The International Socialist Movement )
yang tumbuh dan berkembang di berbagai tempat di Eropa juga di anggap sebagai
gerakan sosial. Dan pada abad ke 20 juga terdapat gerakan hak-hak sipil di
Eropa dan Amerika yang menentukan sejarah panjang diskriminasi rasial di negeri
tersebut. Di tahun 1970 an gerakan anti perang dan gerakan anti kemapanan yang
menggunjang kehidupan Amerika juga dianggap sebagai inspirasi dari gerakan sosial.
Gerakan sosial (social
movement) merupakan fenomena partisipasi sosial (masyarakat) dalam
hubungannya dengan entitas-entitas eksternal. Istilah ini memiliki beberapa
definisi, namun secara umum dapat dilihat sebagai instrumen hubungan kekuasaan
antara masyarakat dan entitas yang lebih berkuasa (powerful). Masyarakat
cenderung memiliki kekuatan yang relatif lemah (powerless) dibandingkan
entitas-entitas yang dominan, seperti negara atau swasta (bisnis). Gerakan sosial menjadi instrumen yang efisien
dalam menyuarakan kepentingan masyarakat. Dengan kata lain gerakan sosial
merupakan pengeras suara masyarakat sehingga kepentingan dan keinginan
mereka terdengar.
Gerakan sosial merupakan jawaban spontan maupun terorganisir dari massa
rakyat terhadap negara yang mengabaikan hak-hak rakyat, yang ditandai oleh
penggunaan cara-cara di luar jalur kelembagaan negara atau bahkan yang
bertentangan dengan prosedur hukum dan kelembagaan negara. Gerakan sosial dapat
dipahami sebagai upaya bersama massa rakyat yang hendak melakukan pembaruan
atas situasi dan kondisi sosial politik yang dipandang tidak berubah dari waktu
ke waktu atau juga untuk menghentikan kondisi status quo. Beberapa pengertian gerakan sosial
yaitu:
1. Bruce J
Cohen (1992) bahwa gerakan sosial (politik) adalah gerakan yang dilakukan
sekelompok individu yang terorganisir untuk merubah (properubahan) ataupun
mempertahankan (konservatif) unsur tertentu dari masyarakat yang lebih luas.
2. Kamanto Sunarto (2004) bahwa gerakan
sosial (politik) adalah perilaku kolektif yang ditandai kepentingan bersama
dan tujuan jangka panjang, yaitu untuk mengubah ataupun mempertahankan
masyarakat atau institusi
yang ada di dalamnya.
3. James W. Vander Zanden (1990)
dan Rafael Raga
Maran (2001) bahwa gerakan sosial (politik) adalah suatu upaya
yang kurang lebih keras dan terorganisir yang dilakukan oleh orangorang yang
relative besar jumlahnya, entah untuk menimbulkan perubahan, enath untuk
menentangnya (mempertahankan status-quo).
4. Kartasapoetra
dan Kreimers (1987) bahwa gerakan sosial (politik) adalah kegiatan
atau usaha kolektif yang berusaha untuk mengadakan orde kehidupan yang baru.
5. Robert Mirsel (2004)
bahwa gerakan kemasyarakatan adalah seperangkat keyakinan dan tindakan yang tak
terlembaga (noninstitutionalised)
yang dilakukan sekelompok orang untuk memajukan atau menghalangi perubahan di dalam suatu
masyarakat.Tidak terlembaga mengandung arti mereka cenderung tidak diakui
sebagai sesuatu yang berlaku umum secara luas dan sah di dalam suatu
masyarakat.
6. Laode Ida (2003) bahwa gerakan
sosial (politik)
adalah upaya kolektif untuk melakukan perubahan melalui organisasi sebagai
wadah gerakan, gerakan tersebut melembaga, memiliki gagasan alternatif
perubahan, aktivitas dan gerakannya tersus-menerus, memiliki identiitas koletif,
serta kehadirannya menjadi tantangan bagi pihak lain.
Darmawan
Triwibowo
(1998:1-3) bahwa gerakan sosial diartikan sebagai: sebentuk aksi kolektif dengan orientasi konfliktual yang jelas terhadap
lawan sosial dan politik tertentu, dilakukan dalam konteks jejaring lintas
kelembagaan yang erat oleh actor aktor yang diikat rasa solidaritas dan
identitias kolektif yang kuat melebihi bentuk bentuk ikatan dalam koalisi dan
kampanye bersama. Definisi ini berdasarkan dari M.Diani dan I. Bison
yang dipublikasikan di Universitas Trento tahun 2004. Definisi ini tidaklah
jauh berbeda dengan yang kita jumpai dalam kepustakaan sosiologi, misalnya: Social
movements have traditionally been defined as organized effrots to bring about
social change. Selain itu terdapat pula definisi lain yakni: Social movements are described most simply
as collective attempts to promote or resist change in a society or a group. Demikian pula definisi yang
“populer” gerakan sosial adalah:” “…a type of group action. They are
large informal groupings of individuals and/or organizations focused on
specific political or social issues, in other words, on carrying out, resisting
or undoing a social change.
Sampai dengan perkembangan masa kini teori gerakan
sosial makin beraneka ragam, dan dengan demikian tidak ada definisi tunggal
mengenai konsep gerakan sosial sebagai suatu gejala sosial. Giddens (1993) mendefinisikan gerakan
sosial sebagai suatu upaya kolektif untuk mengejar suatu kepentingan bersama,
atau mencapai tujuan bersama melalui tindakan kolektif (collective action) di
luar lingkup lembaga-lembaga yang mapan. Lalu Tarrow (1998: 4), menyatakan gerakan sosial adalah tantangan-tantangan
kolektif yang didasarkan pada tujuan-tujuan bersama dan solidaritas sosial,
dalam interaksi yang berkelanjutan dengan para elit, penentang dan pemegang
wewenang
Jelaslah bahwa definisi gerakan sosial
yang agak inklusif ini dapat mendeskripsikan gejala civil society in action. Gerakan sosial dapat juga dibagi menjadi Old Social Movement yang memfokuskan
pada isu yang berkaitan dengan materi dan biasanya terkait dengan satu kelompok
(misalnya, petani atau buruh). Sementara itu New Social Movement lebih berkaitan dengan masalah ide atau nilai
seperti gerakan feminisme atau lingkungan. Namun pembagian ini dalam menjelaskan
kasus empirik menjadi tidaklah mudah dan tidaklah Gerakan sosial yang old harus selalu jauh mendahului yang new.
Sejarah Indonesia menunjukkan bahwa
Gerakan Sarikat Dagang Islam mungkin lebih menekankan aspek ekonomi (Old Social Movement) walaupun dimensi
agama (Islam) cukup terasa juga. Demikian juga Gerakan seperti NU atau Muhammadiyah
yang erat dengan masalah ide atau New
Social Movement ternyata secara waktu berdekatan dengan Old Social Movement tersebut. Dalam hal
ini penggunaan aspek waktu atau kemutakhiran dalam menjelaskan Gerakan sosial
sangatlah tidak mudah.
Secara singkat dapat disimpulkan bahwa
gerakan sosial berkaitan dengan aksi organisasi atau keleompok masyarakat sipil
dalam mendukung atau menentang perubahan sosial. Namun yang masih perlu
diperjelas adalah gejala sosial diluar gerakan sosial itu apa saja? Sehingga
kita dapat mempunyai peta dan mengetahui apakah sesuatu itu dapat dikategorikan
sebagai gerakan sosial atau tidak. Hal yang penting adalah
padanan gerakan sosial yang seringkali dikaitkan dengan perubahan sosial atau
masyarakat sipil. Seperti yang kita ketahui seringkali ada pembagian ranah
antara negara (state); perusahaan atau pasar (corporation atau market)
dan masyarakat sipil (civil society).
Berdasarkan
pembagian ini maka terdapat pula gerakan politik yang berada di ranah Negara
dan gerakan ekonomi di ranah ekonomi. Pembagian ini telah dibahas juga oleh Sidney Tarrow yang melihat political parties berkaitan dengan
”gerakan Politik” yakni sebagai upaya perebutan dan penguasaan jabatan politik
oleh partai politik melalui pemilu. Sementara itu gerakan ekonomi berkaitan
dengan lobby dimana terdapat upaya melakukan perubahan kebijakan publik
tanpa berusaha menduduki jabatan publik tersebut.
Selain itu perbedaan ketiga ranah tersebut
dibahas juga oleh Habermas yang
melihat gerakan sosial (baru atau new)
merupakan resistensi progresif terhadap invasi negara dan system ekonomi. Jadi
salah satu faktor yang membedakan ketiga gerakan tersebut adalah aktornya yakni
parpol di ranah politik; lobbyist dan perusahaan di ekonomi (pasar) dan
organisasi masyarakat sipil atau kelompok sosial di ranah masyarakat sipil.
Perbedaan ketiga Gerakan tersebut secara analitik
dapat mempermudah pemahaman kita; namun dalam empirik ketiganya dapat saja
saling tumpang tindih. Berdasarkan pemetaan diatas, pada ranah negara dapat
terjadi beberapa gerakan politik yang dilakukan oleh parpol dalam pemilu yang
mengusung masalah yang juga didukung oleh gerakan sosial. Demikian pula upaya lobby
dalam ranah ekonomi dapat pula seolah-olah sebagai suatu gerakan sosial.
Sebagai contoh, dukungan atau lobby suatu perusahaan agar suatu daerah dilarang
untuk dieksplorasi seperti juga tuntutan gerakan lingkungan dapat saja upaya
untuk mematikan saingan perusahaan tersebut. Dalam beberapa kasus, suatu
gerakan sosial oleh organisasi masyarakat sipil seperti mereka yang pro atau
anti RUU APP mempunyai kaitan dengan kelompok atau parpol di ranah politik. Demikian juga gerakan ini juga bersinggungan dengan perusahaan seperti
kasus ormas yang melakukan demonstrasi dan perusakan kantor majalah Playboy
Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar